Pupuk Kompos, Solusi Pertanian Organik Yang Murah

PUPUK KOMPOS

Pupuk telah menjadi kebutuhan utama bagi petani. Karena jika tanpa pupuk, maka tanaman tidak akan tumbuh bagus.Pupuk Kompos

Pupuk yang beredar di pasaran adalah pupuk anorganik, karena proses pembuatan pupuk anorganik itu selain lebih mudah dibuat (oleh pabrikan), bisa dimuat dalam kapasitas besar (massal), dan bernilai jual tinggi. Tidak heran, pupuk urea, SP36, KCl merupakan komoditas strategis bagi pertanian.

Pada kesempatan kali ini, pembahasan akan kita fokuskan pada pupuk kompos, yaitu pupuk organik yang mudah untuk didapatkan, mudah untuk dibuat, dan tersedia dalam jumlah banyak di lingkungan sekitar kita.

Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai.

Teknologi pengomposan dikembangkan dari proses penguraian material organik yang terjadi di alam bebas. Terbentuknya humus di hutan merupakan salah satu contoh pengomposan secara alami.

Proses pembuatan pupuk kompos berjalan sangat lambat, bisa sampai berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Kemudian umat manusia memodifikasi proses penguraian material organik tersebut. Sehingga pengomposan yang dikelola manusia bisa dilakukan dalam tempo yang lebih singkat untuk menjadi pupuk kompos.

Jenis-jenis pupuk kompos

Perbedaan jenis-jenis pupuk kompos biasanya dilihat dari tiga aspek.

  1. dilihat dari proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob.
  2. dilihat dari dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada juga yang memanfaatkan aktivitas makroorganisme.
  3. dilihat dari bentuknya ada yang berbentuk padat dan ada juga yang cair. Berikut ini beberapa contoh dari jenis-jenis pupuk kompos yang umum dipakai.

Dilihat dari proses pembuatannya terdapat dua macam cara membuat pupuk kompos, yaitu melalui proses aerob (dengan udara) dan anaerob (tanpa udara). Kedua metode ini menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda.

  • Pupuk Kompos Aerob

Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen dalam pembuatannya. Bahan utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau bisa campuran keduanya. Proses pembuatannya kompos jenis ini memerlukan waktu 40-50 hari, Perlu ketelatenan lebih untuk membuat pupuk kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. Secara berkala, tumpukan pupuk kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya.
Proses pembuatan pupuk kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) kecil (dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah hijauan leguminosa, jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila kekurangan bahan yang megandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk kompos.
Artikel menarik lainnya :
Jenis Pupuk Yang Digunakan untuk Pertanian
                     Mengenal Pupuk Organik, Sumber Nutrisi Bagi Tanaman

  • Pupuk Kompos anaerob

Cara membuat pupuk kompos dengan metode anaerob biasanya memerlukan inokulan mikroorganisme (starter) untuk mempercepat proses pengomposannya.  Inokulan terdiri dari mikroorganisme pilihan yang bisa menguraikan bahan organik dengan cepat, seperti efektif mikroorganime (EM4). Di pasaran terdapat juga jenis inokulan dari berbagai merek seperti superbio, probio, starbio, dll.
Bahan baku yang digunakan sebaiknya material organik yang mempunyai perbandingan C dan N tinggi (lebih dari 30:1). Beberapa diantaranya adalah serbuk gergaji, sekam padi dan kotoran kambing. Waktu yang diperlukan untuk membuat pupuk kompos dengan metode anaerob bisa 10-80 hari, tergantung pada efektifitas dekomposer dan bahan baku yang digunakan.  Suhu optimal selama proses pengomposan berkisar 35-45oC dengan tingkat kelembaban 30-40%

  • Pupuk bokashi

Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yaitu efektif mikroorganisme (EM4) . Inokulan ini terdiri dari campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif.

  • Vermikompos

Vermikompos merupakan salah satu produk pupuk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus rubellus atau jenis lainnya. Vermikompos dibuat dengan cara memberikan bahan organik sebagai pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan vermikompos. Jenis organisme lain yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah belatung (maggot black soldier fly).

  • Pupuk organik cair

Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara pengomposan basah. Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman. Dari beberapa praktek, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar (kecuali pada sistem hidroponik). Penyemprotan pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat

Baca artikel terkait:

(1)  Pupuk Organik Cair Kotoran Kambing Sebagai Sumber Alternatif Pupuk organik
(2)  Manfaat Pupuk Organik Cair

 KARAKTERISTIK PUPUK KOMPOS

Pemberian Pupuk Kompos secara teratur akan memperbaiki kesuburan tanah. Tanah yang keras atau membatu dan sulit untuk ditanami oleh tanaman hortikultura, seringkali terjadi akibat perilaku petani yang memberikan pupuk anorganik secara terus menerus tanpa memperhatikan keseimbangan unsur hayati dalam tanah.
Pemberian pupuk anorganik secara terus menerus tersebut hendak nya diselingi dengan pemberian pupuk kompos 2 kali dalam satu tahun. Biasanya pemberian pupuk kompos dalam dua siklus musim tanam yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Setiap terjadi pergantian musim, maka pupuk kompos hendaknya diberikan dalam jumlah cukup. Hal ini tentu saja menghemat biaya karena pembelian pupuk anorganik. Untuk menghemat pemberian, pupuk kompos bisa diberikan lubang tanaman saja.
Secara kimiawi, pupuk kompos bisa meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah. Karena semakin banyak kandungan organik dalam tanah, semakin baik kapasitas tukar kationnya. Kapasitas tukar kation berfungsi melepaskan unsur-unsur penting agar bisa diserap dengan mudah oleh tanaman.
Secara biologi, pupuk kompos adalah media yang baik bagi organisme tanah untuk berkembang biak. Baik itu dari jenis mikroorganisme maupun satwa tanah lainnya. Aktivitas mikroorganisme dan satwa tanah yang terdapat dalam pupuk kompos akan memperkaya tanah dengan zat hara penting bagi tanaman.
Save

Budidaya Cacing Tanah Lumbricus rubellus

Budidaya cacing tanah Lumbricus rubellus kini kian menggeliat. Cacing tanah Lumbricus rubellus merupakan salah satu dari sekian banyak jenis cacing tanah yang tersebar di bumi ini.

Cacing tanah lumbricus rubellus saat ini memang belum banyak yang mengembangbiakkan sehingga ketersediaannya masih terbatas. Cacing tanah Lumbricus rubellus dapat tumbuh dan berkembang biak apabila memperoleh tempat yang memiliki cadangan makanan yang cukup dan mempunyai karakteristik tempat yang sesuai dengan habitatnya.

Budidaya Cacing tanah lumbricus rubellus pada unumnya memakan berbagai jenis bahan organik yang terdapat di dalam tanah sehingga cacing tersebut akan selalu mencari sumber makanan dan menyebabkan terbentuknya ruang udara di dalam tanah. Hal ini tentu akan menjadikan tanah menjadi lebih gembur dan subur, di samping itu  kotoran cacing tersebut memiliki kandungan yeng tidak berguna lagi bagi cacing, namun sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Cacing tanah Lumbricus rubellus juga dapat merombak berbagai limbah organik seperti kotoran hewan, sisa tanaman sayuran, dan sampah organik rumah tangga.

Kehadiran cacing tanah Lumbricus rubellus sebagai perombak segala macam sampah organik, dapat kita manfaatkan untuk menjaga keletarian lingkungan bahkan dapat dimanfaatkan sebagai pencetak rupiah. Cacing tanah Lumbricus rubellus dapat dibudidayakan dengan mudah hanya dengan memanfaatkan sampah organik maupun kotoran hewan (sesuai dengan keadaan di lingkungan) sebagai media awal pertumbuhannya.
Budidaya Cacing tanah Lumbricus rubellus juga sangat potensial, karena mampu merombak bahan-bahan organik tersebut dan akan semakin tumbuh dan berkembang biak sehingga populasinya menjadi lebih banyak. selain itu, cacing ini juga sangat berpotensi dalam memanfaatkan sisa makanan untuk diubah menjadi pupuk kascing dan pupuk cair yang memiliki banyak manfaat bagi tanaman.
Hasil dari pembudidayaan cacing seperti kascing, dapat meningkatkan kualitas produksi di ranah pertanian. Sehingga diharapkan dengan hadirnya cacing sebagai penghasil kascing ini, dapat mendongkrak jumlah produk pertanian. Kascing merupakan pupuk organik alami yang memiliki kandungan hara makro serta mikro yang lengkap dengan pH basa.
Kascing ini biasanya digunakan untuk pupuk tanaman sayuran, buah-buahan, selain itu juga cocok untuk pupuk padi organik. Untuk perkilo kascing, biasanya Harijadi menghargai 5.000 sampai 6.000 rupiah. Selain itu, secara langsung atau tidak, cacing tanah memiliki banyak sekali manfaat dalam kehidupan manusia.
Dimulai dari campuran pakan ternak, obat, kosmetik, hingga sebagai bahan tambahan makanan manusia. Dari manfaat tersebut, kini cacing tanah Lumbricus rubellus mulai banyak dilirik untuk dibudidayakan karena perkembangannya sangat cepat dan keuntungannya yang lumayan menggiurkan.
Kebutuhan masyarakat akan cacing tanah Lumbricus rubellus saat ini cukup besar. Salah satunya yaitu negara Korea Selatan yang membutuhkan cacing tanah lumbricus rubellus berkisar 35 ribu ton per bulannya. Di Indonesia sendiri kebutuhannya juag mulai meningkat, seiring dengan teknologi pemanfaatannya yaitu sebagai bahan baku pembuatan obat.
Mengapa demikian??.. Cacing tanah Lumbricus rubellus telah diketahui mengandung protein yang sangat tinggi, yaitu sekitar 76%, yang kadarnya melebihi daging mamalia dan ikan. Selain itu, cacing tanah Lumbricus rubellus juga mengandung alfa tokoferol (Vit E) yang banyak digunakan sebagai antioksidan.
Perkembangbiakan cacing tanah lumbricus rubellus tergolong super cepat, bahkan masa panen untuk cacing jenis lumbricus rubellus ini hanya membutuhkan waktu 40 hari. Selain cepat masa pengembangbiakannya, pemeliharaan cacing juga tidak harus memerlukan area yang luas, karena cacing dapat dikembangbiakkan di lahan yang sempit. Harga satu kilo untuk jenis cacing  lumayan tinggi, sehingga membuat budidaya cacing menjadi salah satu alternatif di bidang agri. Untuk satu kilo cacing umur 40 hari dihargai 40 – 50 ribu rupiah.
VERMIKOMPOS
Vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah lumbricus rubellus. Vermikompos merupakan campuran kotoran cacing tanah lumbricus rubellus dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah lumbricus rubellus. Oleh karena itu, vermikompos merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan mempunyai berbagai keunggulan.
Keunggulan vermikompos cacing tanah lumbricus rubellus antara lain : 1) Vermikompos mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti : N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, Bo dan Mo tergantung pada bahan yang digunakan, 2) Vermikompos mampu menahan air sebesar 40-60% sehingga mampu mempertahankan kelembaban 3)
Vermikompos mampu memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah, 4) Vermikompos sebagai sumber nutrisi mikroba tanah yang membantu proses penghancuran limbah organik dan menigkatkan kesuburan, 5) Tanaman hanya dapat mengkonsumsi nutrisi dalam bentuk terlarut. Cacing tanah berperan mengubah nutrisi yang tidak terlarut menjadi bentuk terlarut.
Bahan pembuatan vermikompos  cacing tanah Lumbricus rubellus adalah semua bahan organik seperti jerami padi, limbah pasar, limbah dapur rumah tangga, kotoran ternak (sapi, kerbau, kambing, domba, ayam, kuda dan isi rumen). Proses pembuatannya sebagai berikut : semua bahan organik (rumput-rumputan, jerami padi, sampah daun, dan sisa sayuran), dicacah dan dicampur, kemudian disusun bergantian dengan kotoran ternak, ditutup dengan terpal atau karung beras, diaduk 3 hari sekali hingga 2 minggu, dan kompos siap digunakan sebagai media cacing tanah lumbricus rubellus.
Kompos yang sudah jadi dimasukkan ke dalam ember, kemudian masukkan cacing tanah lumbricus rubellus ke dalam ember tersebut, dan vermikompos siap digunakan. Vermikompos dapat dipanen dalam jangka waktu 40 hari, ditandai dengan warnanya hitam kecoklatan hingga hitam, tidak berbau, bertekstur remah dan matang (C/N <20). Cacing tanah yang digunakan adalah Eisenia foetida dan lumbricus rubellus. Dari bahan baku dan pakan yang digunakan selama 40 hari, maka akan diperoleh kurang lebih 70% vermikompos.
Vermikompos cacing tanah lumbricus rubellus dapat dipanen dalam jangka waktu 40 hari, ditandai dengan warnanya hitam kecoklatan hingga hitam, tidak berbau, bertekstur remah dan matang (C/N <20). Cacing tanah yang digunakan adalah Eisenia foetida dan cacing tanah lumbricus rubellus. Kualitas vermikompos tergantung pada media yang digunakan, pakan yang digunakan, jenis cacing tanah dan umur vermikompos.
Aplikasi vermikompos sebagai berikut : Tanaman dalam pot dianjurkan untuk menggunakan 1 kg vermikompos dicampur dengan 3 kg tanah. Apabila tanaman pada lahan/sawah sebaiknya menggunakan 6-10 kg vermikompos setiap 10m2 luas lahan atau 6-10 ton/ha. Untuk takaran penggunaan ini disesuaikan dengan jenis tanaman dan tingkat kesuburan tanah yang akan dipupuk.

Karakteristik dan Spesies Cacing Tanah

Cacing tanah lumbricus rubellus adalah hewan kecil panjang, sempit, berbentuk silinder, simetrik bilateral,bersegmen, dan tidak memiliki kerangka (tulang). Biasanya masa hidup cacing tanah lumbricus rubellus berkisar antara 3 hingga 7 tahun, bergantung kepada spesies dan situasi ekologinya. Cacing tanah memiliki berjuta pemfiksasi nitrogen dan mikroba dekomposer di dalam saluran pencernaannya.
Cacing tanah lumbricus rubellus memiliki kemoreseptor yang membantunya mendapatkan makanan. Tubuhnya mengandung 65% protein (70-80% dari bahan kering adalah protein berkualitas tinggi yang kaya akan asam amino lysin), 14% lemak, 14% karbohidrat, dan 3% abu (Edwards dan Lofty, 1972; Edwards dan Bohlen 1996; Visvanathan et al., 2005 dalam Sinha, 2010).
Cacing tanah lumbricus rubellus hidup di berbagai habitat, khususnya di habitat yang gelap dan lembab. Cacing tanah dapat bertoleransi pada kisaran temperatur 5°C hingga 29°C. Temperatur optimal untuk cacing tanah melangsungkan hidupnya adalah pada 20°C hingga 25°C dan kelembaban 60-75%. Cacing tanah lumbricus rubellus bereproduksi dengan sangat cepat. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa cacing tanah menggandakan jumlahnya setiap 60-70 hari.
Pada kondisi lingkungan yang optimum, cacing tanah lumbricus rubellus dapat melipatgandakan jumlahnya menjadi 28 atau 256 ekor cacing setiap 6 bulan dari satu individu cacing. Setiap 256 ekor cacing yang dihasilkan tersebut melipatgandakan kembali jumlahnya pada proporsi yang serupa sehingga menghasilkan biomassa cacing yang sangat besar dalam jangka waktu yang pendek. Total siklus hidup cacing tanah lumbricus rubellus berkisar selama 220 hari. Mereka memproduksi 300-400 keturunan dalam satu siklus hidupnya. Cacing tanah melanjutkan perkembangbiakan selama hidupnya