Pupuk Urea, Pupuk Nitrogen Yang Sangat Dibutuhkan Tanaman

Pupuk Urea, pupuk kaya nitrogen

Petani mana yang tidak kenal Pupuk Daun yang kaya dengan Nitrogen yang biasa disebut pupuk Urea atau pupuk BS?. Pupuk yang tergolong kedalam pupuk anorganik ini dicintai petani. Selain mudah diserap oleh tanaman, response pupuk urea sangatlah cepat sehingga bisa dibilang pupuk ini sebagai pupuk Dewa.
pupuk urea serbagunaMenurut situs resmi dari PT Pusri, Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih.
Pupuk urea dengan rumus kimia NH2 CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.
Ciri-ciri pupuk Urea:

  • Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
  • Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih.
  • Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.
  • Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis).
  • Mengandung unsur hara N sebesar 46%.
  • Standar SNI-02-2801-1998.

Menurut wikipedia, Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.
Selain urea, pupuk yang sangat dikenal oleh petani adalah pupuk KCl (unsur utama adalah K) dan SP36 (unsur utamanya adalah P). Ketiga pupuk ini merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman dan dianggap sebagai paket komplet yang hukumnya wajib dipakai oleh petani.
Sebagai alternatif pengganti pupuk anorganik, saat ini sedang tren pertanian organik yang menggunakan pupuk kompos yang terbuat dari kotoran kambing, kotoran sapi, dan kotoran kelinci.
Artikel terkait pupuk kompos :
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.

Pupuk Kompos, Solusi Pertanian Organik Yang Murah

PUPUK KOMPOS

Pupuk telah menjadi kebutuhan utama bagi petani. Karena jika tanpa pupuk, maka tanaman tidak akan tumbuh bagus.Pupuk Kompos

Pupuk yang beredar di pasaran adalah pupuk anorganik, karena proses pembuatan pupuk anorganik itu selain lebih mudah dibuat (oleh pabrikan), bisa dimuat dalam kapasitas besar (massal), dan bernilai jual tinggi. Tidak heran, pupuk urea, SP36, KCl merupakan komoditas strategis bagi pertanian.

Pada kesempatan kali ini, pembahasan akan kita fokuskan pada pupuk kompos, yaitu pupuk organik yang mudah untuk didapatkan, mudah untuk dibuat, dan tersedia dalam jumlah banyak di lingkungan sekitar kita.

Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai.

Teknologi pengomposan dikembangkan dari proses penguraian material organik yang terjadi di alam bebas. Terbentuknya humus di hutan merupakan salah satu contoh pengomposan secara alami.

Proses pembuatan pupuk kompos berjalan sangat lambat, bisa sampai berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Kemudian umat manusia memodifikasi proses penguraian material organik tersebut. Sehingga pengomposan yang dikelola manusia bisa dilakukan dalam tempo yang lebih singkat untuk menjadi pupuk kompos.

Jenis-jenis pupuk kompos

Perbedaan jenis-jenis pupuk kompos biasanya dilihat dari tiga aspek.

  1. dilihat dari proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob.
  2. dilihat dari dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada juga yang memanfaatkan aktivitas makroorganisme.
  3. dilihat dari bentuknya ada yang berbentuk padat dan ada juga yang cair. Berikut ini beberapa contoh dari jenis-jenis pupuk kompos yang umum dipakai.

Dilihat dari proses pembuatannya terdapat dua macam cara membuat pupuk kompos, yaitu melalui proses aerob (dengan udara) dan anaerob (tanpa udara). Kedua metode ini menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda.

  • Pupuk Kompos Aerob

Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen dalam pembuatannya. Bahan utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau bisa campuran keduanya. Proses pembuatannya kompos jenis ini memerlukan waktu 40-50 hari, Perlu ketelatenan lebih untuk membuat pupuk kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. Secara berkala, tumpukan pupuk kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya.
Proses pembuatan pupuk kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) kecil (dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah hijauan leguminosa, jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila kekurangan bahan yang megandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk kompos.
Artikel menarik lainnya :
Jenis Pupuk Yang Digunakan untuk Pertanian
                     Mengenal Pupuk Organik, Sumber Nutrisi Bagi Tanaman

  • Pupuk Kompos anaerob

Cara membuat pupuk kompos dengan metode anaerob biasanya memerlukan inokulan mikroorganisme (starter) untuk mempercepat proses pengomposannya.  Inokulan terdiri dari mikroorganisme pilihan yang bisa menguraikan bahan organik dengan cepat, seperti efektif mikroorganime (EM4). Di pasaran terdapat juga jenis inokulan dari berbagai merek seperti superbio, probio, starbio, dll.
Bahan baku yang digunakan sebaiknya material organik yang mempunyai perbandingan C dan N tinggi (lebih dari 30:1). Beberapa diantaranya adalah serbuk gergaji, sekam padi dan kotoran kambing. Waktu yang diperlukan untuk membuat pupuk kompos dengan metode anaerob bisa 10-80 hari, tergantung pada efektifitas dekomposer dan bahan baku yang digunakan.  Suhu optimal selama proses pengomposan berkisar 35-45oC dengan tingkat kelembaban 30-40%

  • Pupuk bokashi

Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yaitu efektif mikroorganisme (EM4) . Inokulan ini terdiri dari campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif.

  • Vermikompos

Vermikompos merupakan salah satu produk pupuk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus rubellus atau jenis lainnya. Vermikompos dibuat dengan cara memberikan bahan organik sebagai pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan vermikompos. Jenis organisme lain yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah belatung (maggot black soldier fly).

  • Pupuk organik cair

Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara pengomposan basah. Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman. Dari beberapa praktek, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar (kecuali pada sistem hidroponik). Penyemprotan pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat

Baca artikel terkait:

(1)  Pupuk Organik Cair Kotoran Kambing Sebagai Sumber Alternatif Pupuk organik
(2)  Manfaat Pupuk Organik Cair

 KARAKTERISTIK PUPUK KOMPOS

Pemberian Pupuk Kompos secara teratur akan memperbaiki kesuburan tanah. Tanah yang keras atau membatu dan sulit untuk ditanami oleh tanaman hortikultura, seringkali terjadi akibat perilaku petani yang memberikan pupuk anorganik secara terus menerus tanpa memperhatikan keseimbangan unsur hayati dalam tanah.
Pemberian pupuk anorganik secara terus menerus tersebut hendak nya diselingi dengan pemberian pupuk kompos 2 kali dalam satu tahun. Biasanya pemberian pupuk kompos dalam dua siklus musim tanam yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Setiap terjadi pergantian musim, maka pupuk kompos hendaknya diberikan dalam jumlah cukup. Hal ini tentu saja menghemat biaya karena pembelian pupuk anorganik. Untuk menghemat pemberian, pupuk kompos bisa diberikan lubang tanaman saja.
Secara kimiawi, pupuk kompos bisa meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah. Karena semakin banyak kandungan organik dalam tanah, semakin baik kapasitas tukar kationnya. Kapasitas tukar kation berfungsi melepaskan unsur-unsur penting agar bisa diserap dengan mudah oleh tanaman.
Secara biologi, pupuk kompos adalah media yang baik bagi organisme tanah untuk berkembang biak. Baik itu dari jenis mikroorganisme maupun satwa tanah lainnya. Aktivitas mikroorganisme dan satwa tanah yang terdapat dalam pupuk kompos akan memperkaya tanah dengan zat hara penting bagi tanaman.
Save

Sejarah Pupuk Organik Cair

Sejarah Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair adalah larutan dari fermentasi bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.

Kelebihan dari pupuk organik cair ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat.

Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Berbeda dengan pupuk kimia, selain itu, pupuk organik cair juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yamg diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.
Dengan menggunakan pupuk organik cair dapat mengatasi masalah lingkungan dan membantu menjawab kelangkaan dan mahalnya harga pupuk kimia saat ini.
Pupuk organik cair (POC) mengandung giberelin
Manfaat:
• Merangsang pertumbuhan tunas baru
• Mempebaiki sistem jaringan sel dan memperbaiki sel-sel rusak
• Merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada tumbuhan
• Memperbaiki klorofil pada daun
• Merangsang pertumbuhan kuncup bunga
• Memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga
• Memperkuat daya tahan pada tanaman
POC mengandung alkohol sehingga bermanfaat untuk sterilisasi pada tumbuhan (mengurangi dan menghentikan pertumbuhan mikroba pengganggu pada tumbuhan terutama pada daun dan batang, seperti, bercak daun (penyakit blas), jamur/khamir/cendawan serta spora organisme penyakit.
Aplikasi dari pupuk cair organik :
• 10 cc pupuk cair organik untuk 1-1,4 liter air. Disemprotkan pada mulut daun dan batang
• Waktu yang dibutuhkan adalah pada pagi hari sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 4 sore
• Dapat digunakan dengan sistem infus
• Khusus untuk perangsang buah pada kelapa sawit ditambahkan larutan NaCl 1 ons untuk 14 liter air
SEJARAH PUPUK ORGANIK CAIR
Penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun.
Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh.
Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik

Jenis-jenis Pupuk Untuk Pertanian

Jenis-jenis Pupuk – Pupuk pertanian adalah bahan yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Jenis pupuk pertanian bervariasi berdasarkan kandungan nutrisi dan sumbernya. Beberapa jenis pupuk pertanian utama meliputi pupuk organik, pupuk anorganik, pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk kalium.

Pupuk organik adalah jenis pupuk yang berasal dari bahan-bahan alami seperti kompos, kotoran ternak, limbah tumbuhan, dan bahan organik lainnya. Pupuk organik membantu meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki struktur tanah dan menyediakan nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.

Pupuk anorganik, juga dikenal sebagai pupuk kimia, merupakan jenis pupuk yang berasal dari proses kimia dan tidak berasal dari sumber organik. Pupuk anorganik terdiri dari beberapa macam, termasuk pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk kalium. Pupuk anorganik ini efektif dalam memberikan nutrisi yang cepat tersedia untuk tanaman dan dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian.

Pupuk nitrogen merupakan jenis pupuk yang mengandung unsur nitrogen, salah satu nutrisi utama yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan daun, batang, dan akar. Pupuk nitrogen membantu tanaman memproduksi protein, klorofil, dan enzim yang diperlukan dalam proses fotosintesis.

Pupuk fosfor adalah jenis pupuk yang mengandung unsur fosfor, nutrisi penting untuk pertumbuhan akar dan perkembangan biji. Fosfor membantu tanaman dalam proses metabolisme dan transfer energi, serta membantu dalam pembentukan DNA dan RNA.

Pupuk kalium mengandung unsur kalium, yang membantu tanaman dalam proses fotosintesis, peningkatan toleransi terhadap stres, dan perkembangan buah dan biji. Kalium juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.

Baca : Manfaat Pupuk Kompos Untuk Tanaman

Dalam bidang pertanian tidak lepas kaitannya dengan namannya pupuk. Terdapat dua jenis pupuk yang biasanya di gunakan petani, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.

Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Jenis pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Jenis pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah.

Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi.

Jenis-jenis Pupuk
sumber : mertani

Jenis-jenis Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik, juga dikenal sebagai pupuk kimia, adalah jenis pupuk pertanian yang dibuat melalui proses kimia atau sintetis. Mereka tidak berasal dari bahan organik alami seperti tumbuhan atau hewan, melainkan diproduksi dari bahan-bahan anorganik, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang dicampurkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pupuk anorganik memberikan nutrisi esensial untuk pertumbuhan tanaman dengan cepat dan efisien. Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai beberapa jenis utama pupuk anorganik:

  1. Pupuk Nitrogen (N): Pupuk nitrogen adalah salah satu jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur nitrogen. Nitrogen adalah nutrisi penting bagi tanaman karena membantu dalam pertumbuhan daun, batang, dan akar. Tanaman menggunakan nitrogen untuk memproduksi protein, klorofil, dan asam amino. Pupuk nitrogen dapat berupa urea, ammonium nitrat, amonium sulfat, dan nitrat.
  2. Pupuk Fosfor (P): Pupuk fosfor adalah jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur fosfor. Fosfor adalah nutrisi yang penting untuk pertumbuhan akar, bunga, dan pembentukan biji pada tanaman. Tanaman menggunakan fosfor untuk memproduksi energi yang diperlukan dalam proses metabolisme dan transfer energi seluler. Beberapa contoh pupuk fosfor adalah superfosfat, triple superfosfat, dan fosfat amonium.
  3. Pupuk Kalium (K): Pupuk kalium adalah jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur kalium. Kalium membantu tanaman dalam proses fotosintesis, regulasi tekanan osmotik sel, aktivitas enzim, dan pengangkutan nutrisi. Tanaman yang mendapatkan cukup kalium cenderung lebih tahan terhadap stres, memiliki akar yang kuat, dan menghasilkan buah dan biji yang berkualitas. Beberapa contoh pupuk kalium meliputi kalium klorida, kalium sulfat, dan kalium nitrat.
  4. Pupuk Campuran (NPK): Pupuk campuran, juga dikenal sebagai pupuk NPK, adalah jenis pupuk anorganik yang mengandung kombinasi nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dalam proporsi yang sesuai. Proporsi ini disesuaikan sesuai dengan kebutuhan tanaman pada berbagai fase pertumbuhan. Pupuk NPK sangat populer dan sering digunakan karena menyediakan nutrisi lengkap yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman.
  5. Pupuk Mikro (Trace Element Fertilizers): Pupuk mikro adalah jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur-unsur mikro atau elemen jejak yang diperlukan dalam jumlah kecil oleh tanaman, tetapi tetap sangat penting. Beberapa unsur mikro yang tercakup dalam pupuk mikro meliputi zat besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), boron (B), molibdenum (Mo), dan klorin (Cl). Pupuk mikro membantu mengoptimalkan proses biokimia dalam tanaman dan mencegah kekurangan nutrisi.

Penggunaan pupuk anorganik yang tepat dan seimbang dapat meningkatkan produktivitas pertanian dengan memberikan nutrisi yang tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Namun, penting untuk menggunakan pupuk anorganik sesuai dengan pedoman dosis yang dianjurkan dan mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, jenis pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.

jenis-jenis pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga jenis pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.

Menurut cara aplikasinya, jenis-jenis pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit.

Menurut cara melepaskan unsur hara, jenis pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.

Pupuk Slow Release

Pupuk slow release, atau sering disebut juga sebagai pupuk pelepasan lambat, adalah jenis pupuk yang dirancang untuk melepaskan nutrisi secara bertahap dan lambat ke dalam tanah selama periode waktu yang lebih lama.

Konsep ini bertujuan untuk memberikan nutrisi tanaman secara konsisten dan efisien selama fase pertumbuhan, mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan nutrisi, serta meminimalkan pencemaran lingkungan. Jenis-jenis pupuk slow release bekerja dengan prinsip pelapukan atau reaksi kimia yang terjadi secara perlahan di dalam tanah, yang mengakibatkan pelepasan nutrisi secara bertahap kepada tanaman.

Berikut adalah beberapa jenis-jenis pupuk dan bentuk pupuk slow release yang umum digunakan:

  1. Pupuk Slow Release Berbasis Coating (Penglapisan): Pupuk ini memiliki butiran inti yang dilapisi dengan bahan yang melambatkan pelarutan atau pelapukan, seperti polimer, resin, atau lilin. Lapisan ini mempengaruhi kecepatan pelepasan nutrisi dari butiran pupuk ke tanah. Ketebalan dan komposisi lapisan dapat diatur untuk mengontrol tingkat pelepasan nutrisi sesuai kebutuhan tanaman.
  2. Pupuk Slow Release Berbasis Matriks: Pupuk ini menggabungkan nutrisi dengan bahan matriks seperti polimer, resin, atau bahan organik yang membentuk struktur padat. Nutrisi dilepaskan ke tanaman melalui proses pelapukan atau degradasi matriks. Kontrol pelepasan nutrisi dapat diatur melalui komposisi dan sifat-sifat matriks.
  3. Pupuk Slow Release Berbasis Reaksi Kimia: Pupuk ini menggunakan reaksi kimia yang terjadi di dalam tanah untuk mengatur pelepasan nutrisi. Reaksi kimia tersebut dapat melibatkan pengubahan bentuk kimia dari nutrisi atau interaksi dengan komponen tanah. Proses ini menghasilkan pelepasan nutrisi yang lebih lambat dan terkendali.
  4. Pupuk Slow Release Berbasis Amobilisasi (Immobilization): Pupuk ini mengandung nutrisi yang terikat pada bahan organik atau mineral dalam bentuk yang tidak langsung tersedia untuk tanaman. Selama proses dekomposisi mikroorganisme, nutrisi dilepaskan secara bertahap ke dalam tanah dan dapat diambil oleh tanaman.

Keunggulan dari penggunaan pupuk slow release adalah pengendalian pelepasan nutrisi yang lebih baik, efisiensi penggunaan pupuk yang lebih tinggi, dan pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat kelebihan nutrisi. Namun, perlu diingat bahwa pupuk slow release tidak selalu cocok untuk setiap tanaman atau kondisi tanah, dan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan tanaman, jenis tanah, dan lingkungan pertanian.

Penting bagi petani dan ahli pertanian untuk memahami karakteristik dan manfaat dari masing-masing jenis pupuk slow release agar dapat memilih yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman dan tujuan pertanian yang diinginkan.

Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi secara kimiawi dan mekanis.

Perlindungan secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated urea dan sulfur coated urea.

Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan tersebut lepas secara terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.
Save