Ini Persiapan Buka Usaha Budidaya Sapi Perah

 
Sentulfresh.com – Kebutuhan pasar akan susu sapi terus meningkat, hal ini tentu membuka peluang usaha bagi kita untuk membudidayakan sapi perah untuk menghasilkan susu dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Dan untuk memulainya, ada baiknya Anda mengenali terlebih dahulu langkah-langkah memulai budidaya sapi perah berikut ini.
Kandang budidaya sapi perah
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang sapi perah adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Ukuran kandang  sapi perah yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5×2 m atau 2,5×2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8×2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5×1 m per ekor, dengan tinggi atas 2-2,5 m dari tanah.
Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan/kandang) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada tanpa naungan atau dibebaskan.
Syarat Sapi perah betina
Agar produksi susu tinggi, umur diupayakan yang sudah mencapai 3-4 tahun dan sudah pernah beranak. Kalau bisa berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi.
Untuk ciri-ciri sapi perah betina yang bagus, bentuk tubuhnya seperti baji, matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat. Ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok.
Selain itu, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek. Dan yang pasti tubuhnya harus sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan tiap tahun beranak.
Syarat sapi perah jantan
Diupayakan umur sudah mencapai sekitar 4-5 tahun, memiliki kesuburan tinggi, daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya. Berasal dari induk dan pejantan yang baik, besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik.
Untuk ciri-ciri sapi perah jantan yang bagus, kepalanya lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat, muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar, paha rata dan cukup terpisah.
Selain itu, dadanya lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar, badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar. Dan pastikan kondisi sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya.
Perawatan ternak
Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk.
Setelah kandang dibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus dibongkar).
Penimbangan
Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sementara sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
Pemberian pakan
Pakan yang diberikan berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB.
Sedangkan sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum). Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari.
Pemeliharaan kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara di dalamnya berjalan lancar.
Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran.
Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.
Panen sapi perah
Hasil utama dari budidaya sapi perah adalah susu yang dihasilkan oleh induk betina. Selain susu, sapi perah juga memberikan hasil lain yaitu daging dan kulit yang berasal dari sapi yang sudah tidak produktif serta pupuk kandang yang dihasilkan dari kotoran ternak.