Field Trip Anak SD – Pada pembahasan kali ini kita akan memberikan wawasan tentang manfaat Field trip anak SD. Besar harapan dengan adanya pembahasan yang berfokus dan menitikberatkan pada manfaat Fieldtrip anak SD menjadikan info tambahan yang dapat menstimulus Orang tua dan Guru.
Serta memperkuat betapa pentingnya kegiatan diluar ruangan yang harus di berikan kepada siswa siswa di tengah-tengah pembelajaran normatif yang di dapatkan di bangku sekolah.
Field trip merupakan kegiatan keluar dari lingkungan sekolah selama satu hari atau lebih. Tujuan utama dari diadakannya kegiatan ini sebenarnya untuk menghindari murid dari rasa bosan belajar di kelas dan mengajak murid untuk refreshing sejenak dari kegiatan sekolah.
Field trip tidak hanya sekedar bersenang-senang, tetapi juga bagaimana Guru ingin memberikan pelajaran dan pengalaman yang menyenangkan kepada siswa dengan inovasi keluar ruangan dan melakukan pengamatan terhadap lingkungan alam sekitar.
Mengapa sekolah perlu mengadakan field trip? Karena memori manusia, terutama mereka yang masih sekolah, berdasarkan apa yang mereka saksikan dan lihat secara langsung, bukan berdasarkan apa yang mereka dengar saja.
Hal diatas tadi yang melatarbelakangi pentingnya kegiatan field trip. Diharapkan dengan adanya field trip, murid mampu mengingat dan merekam semua kejadian selama field trip, kemudian dikaitkan dengan pelajaran sekolah.
Muncul banyak pertanyaan, apakah anak TK dan SD juga membutuhkan field trip? Field trip diadakan untuk semua tingkatan sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA. Apa yang dipelajari oleh anak TK tentu akan berbeda dengan apa yang dipelajari oleh anak SD ketika melakukan field trip.
Begitu juga dengan tingkat SMP dan SMA. Masing-masing usia memiliki tujuan tersendiri. Tahap tumbuh kembang otak anak berada pada usia 2-6 tahun.
Ketika seorang anak memasuki usia 3 tahun dimana ia sudah dapat memegang pensil secara benar, memorinya akan semakin kuat dalam mengingat hal-hal yang dialami.
Ia juga akan mengerti fungsi dari benda-benda di sekitarnya. Misalnya fungsi pensil untuk menulis, fungsi kertas sebagai alas menulis, dll.
Saat itulah anak tersebut membutuhkan field trip. Karena pelajaran yang didapat di sekolah hanya membaca, menulis, dan berhitung, maka tujuan filed trip ialah untuk pengalaman hidup. Pengalaman tersebut akan mengenalkan anak terhadap dunia luar.
Misalnya anak TK dibawa filed trip ke kebun binatang. Mereka akan merasa senang ketika bertemu dengan hal baru, dapat melihat hewan yang belum pernah dijumpai, bagaimana habitat hidup hewan tersebut, dll.
Memang mereka belum mendapat pelajaran mengenai hewan, namun dengan adanya field trip mereka memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga sulit dilupakan.
Selain itu, anak TK juga dapat diajak field trip ke taman wisata lebah. Mengapa lebah? Karena lebah dikenal sebagai serangga yang dapat menyengat manusia. Anak-anak pun mudah merasa takut dengan lebah. Di tempat wisata ini, adrenalin anak diuji agar anak dapat menghadapi tantangan.
Selain itu, anak-anak pun memperoleh pengalaman baru mengenai kehidupan lebah dan manfaat apa yang dihasilkan oleh lebah.
Taman Wisata Lebah Madu Pramuka yang berlokasi di Cibubur, satu kompleks dengan kawasan bumi perkemahan pramuka Jakarta Timur ini selain menjual madu dari berbagai macam jenis bunga juga melayani kunjungan (bee tourism) ke Taman Wisata Lebah Madu Pramuka.
Dimana para pengunjung dapat mengetahui bagaimana kehidupan lebah madu serta apa saja yang dihasilkan oleh lebah madu tersebut.
Para pengunjung bisa mendapatkan ilmu dari kehidupan koloni lebah madu yang patut kita contoh terutama kehidupan sosialnya.
Anda dapat berinteraksi langsung di lapangan dengan para lebah yang bersahabat ini. Peserta didik akan dikenalkan via media proyektor, ragam jenis lebah dan kebiasaannya. Lalu berinteraksi langsung dilapangan dengan lebah, foto bersama, minum air madu dan panen madu.
Berbeda dengan anak usia 6 tahun keatas. Anak usia 6 tahun yang sudah menduduki bangku sekolah dasar akan melakukan field trip dengan tujuan yang berbeda pula. Bahkan anak kelas 1-3 SD berbeda pula dengan anak kelas 4-6 SD.
Pada usia kelas 1-3 tidak membutuhkan lembar kerja siswa ketika melakukan field trip. Dalam usia mereka, mereka masih membutuhkan pengalaman belajar yang menyenangkan namun sedikit lebih berat dari anak TK. Misalkan ketika mereka diajak field trip ke sebuah peternakan sapi perah.
Mereka telah mempelajari dunia peternakan dan manfaat yang didapatkan dari hasil peternakan sehingga mereka akan merasa sangat senang dapat melihat dan berinteraksi secara langsung dengan memerah susu sapi.
Tentunya ini merupakan pengalaman yang sangat menarik untuk diberikan kepada siswa kelas 1-3 dan akan menjadi kenangan yang terekam didalam ingatan mereka.
Bagaimana tidak menyenangkan siswa bisa berada secara dekat dengan sapi dan dapat menyentuh dengan mengelus dan memerah serta menciumi aroma kandang yang alami sehingga disitulai nilai dari kegiatan field trip yang berbeda dengan hanya belajar di kelas.
Salah satu tempat yang dapat menjadi destinasi field trip bagi anak usia tersebut ialah wisata Sentulfresh. Disini siswa akan belajar sambil beriwasata secara seru dan menarik dengan ditemani oleh kaka kaka pembimbing yang akan mengajarkan siswa tentang dunia peternakan.
Anak kelas 4-6 akan mendapat asupan field trip yang berbeda. Mereka telah mempelajari nama-nama planet, jenis-jenis tumbuhan, cara berkembang biak hewan, dll. Destinasi dan tujuan field trip yang dilakukan juga tentu berbeda.
Namun di Sentulfresh juga kegiatan fieldtrip yang disuguhkan kepada siswa kelas 4-6 juga masih sangat cocok dan rekomendasi sebab di Sentulfresh Selain belajar peternakan siswa juga dikenalkan dengan tanaman obat dan bioteknologi.
Dengan kegiatan tersebut maka siswa kelas 4-6 juga akan dapat menumbuhkembangkan pengetahuan yang didapatkan di bangku sekolah cocok dengan materi field trip yang siswa lakukan di dunia luar kelas.
Wisata edukasi bukan hanya mengenai belajar di luar ruang kelas. Terlebih dari itu, wisata edukasi ingin mengajak murid dan guru pergi sejenak dan menjauh dari lingkungan sekolah untuk melihat dunia luar.
Hal ini juga dapat menghindari guru dan murid dari rasa bosan berada di kelas dan lingkungan sekolah setiap harinya.
Oleh karena itu, sarana pendidikan di Indonesia telah berkembang dan banyak murid yang membutuhkan kegiatan wisata edukasi ini. Berikut alasan mengapa murid membutuhkan wisata edukasi:
Komunikasi dengan orang lain –selain lingkungan keluarga dan sekolah
Komunikasi sangat penting dalam proses kehidupan seseorang, terlebih lagi bagi seorang anak yang sedang tumbuh kembang.
Pertama-tama mulai dari keluarga, seorang anak diajarkan untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Sehingga saat masuk sekolah, anak-anak tidak merasa canggung untuk berkomunikasi dengan orang lain lagi.
Namun, cukup membosankan bagi seorang anak jika hanya berkomunikasi dengan keluarga dan lingkungan sekolah saja.
Wisata edukasi bukan hanya sekedar memberikan edukasi saat berwisata tetapi juga membantu anak untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain yang baru pertama kali ditemui.
Memang komunikasi merupakan hal mendasar dalam beraktivitas, tetapi komunikasi dengan orang harus dilatih sejak usia dini. Dengan adanya wisata edukasi akan mempermudah anak untuk beradaptasi bahkan dengan orang yang baru pertama kali ditemui sekalipun.
Mempererat hubungan antara murid dengan guru, Field Trip Anak SD
Dalam suasana belajar di ruang kelas, guru formal akan mengajar secara formal sesuai dengan kurikulum.
Dengan adanya wisata sekolah, guru akan mengambil peran sebagai pendamping anak saat merasakan pengalaman belajar luar ruangan. Dalam kesempatan ini pula, hubungan antara guru dengan murid akan terjalin semakin kuat.
Mengapa penting menjalin hubungan antara guru dengan murid? Karena guru juga merupakan pengganti orang tua bagi para murid selama di sekolah.
Setelah melakukan wisata edukasi, diharapkan guru dapat menjalin relasi yang lebih dekat dengan murid yang juga dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar dalam ruangan nantinya.
Memperkenalkan anak dengan dunia luar, Field Trip Anak SD
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan begitu banyak suku dan adat istiadat. Anak-anak dapat mempelajari tentang rumah adat, pakaian adat, budaya, dan lain-lain dengan menggunakan buku dan penjelasan dari guru.
Anak-anak dapat mengingat dan menghafal apa yang ada di buku, namun hanya 1 dari 10 anak yang telah melihat secara langsung rumah adat dan pakaian adat yang ada di Indonesia.
Wisata sekolah memberikan kesempatan juga kepada guru untuk menjelaskan dengan lebih muda apa yang ada dalam buku melalui perkenalan secara langsung akan budaya yang ada.
Tentu akan lebih mudah ketika menjelaskan secara langsung daripada hanya menjelaskan yang terpapar dalam buku.
Merangsang saraf motorik anak, Field Trip Anak SD
Berapa banyak anak Indonesia yang mengetahui asal usul nasi yang mereka konsumsi setiap harinya? Tidak sampai 50% dari anak-anak di Indonesia, khususnya yang tinggal di daerah perkotaan, belum pernah melihat tanaman padi.
Di sekolah telah diajarkan mengenai asal usul nasi, dari bibit kemudian menjadi tumbuhan padi, yang dapat dituai dan diolah menjadi beras kemudian dimasak menjadi nasi.
Mereka telah mengetahui tahapan ini namun belum pernah melihat secara langsung. Karena pengetahuan saja tanpa pengalaman tidaklah cukup dalam proses pembelajaran seorang anak.
Wisata edukasi ingin mengajarkan anak bukan hanya untuk mengetahui proses menanam padi, tapi juga dapat merasakan bagaimana caranya menanam padi sendiri. Hal ini dapat merangsang saraf motorik anak dimana ketika mereka beraktivitas mereka akan lebih mudah mengingat hal demi hal yang dialami.
Merangsang keberanian anak
Keberanian merupakan hal yang didapat dari pengalaman saat melakukan aktivitas. Berani memulai suatu hal baru berawal dari rasa penasaran.
Ketika anak-anak bertemu dengan hal baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya, ia akan merasa penasaran yang kemudian ingin turut merasakan hal tersebut.
Misalnya ketika anak-anak melihat sapi perah, mereka tahu jika susu yang mereka konsumsi berasal dari perahan sapi dan merasa penasaran bagaimana caranya memerah susu sapi. Rasa penasaran akan membawa mereka untuk ingin belajar caranya memerah sapi.
Wisata edukasi menuntun anak-anak untuk menggunakan keberanian mereka ketika dihadapkan dengan hal baru. Hal ini dapat berguna pula bagi pembentukan karakter dan mental mereka.
Memberi pengalaman belajar luar ruangan
Ketika anak-anak belajar menggunakan buku, terkadang mereka akan mengalihkan rasa bosan mereka sejenak dengan bermain atau melakukan aktivitas lainnya.
Ketika melakukan wisata edukasi, seberapa banyakpun pelajaran yang diajarkan, mereka akan mengingatnya sebagai sebuah pengalaman yang tak terlupakan dan menyenangkan.
Mereka dapat menikmati liburan satu hari yang jauh dari sekolah namun tetap memberi pelajaran dan pengalaman.
Murid akan bersenang-senang dengan teman maupun guru mereka dan membawa penglaman tersebut ketika kembali ke sekolah. Wisata edukasi ingin menghindari rasa bosan murid dari kegiatan belajar yang hanya dilakukan dalam kelas saja.
Membentuk karakter dan mental anak
Seperti halnya buang sampah, di tempat wisata banyak sekali sampah berserakkan, pentingnya hal ini ditanamkan ke anak agar mereka mengetahui bahwa hal tersebut tidak baik. Karakter dan mental anak dibentuk sejak usia dini.
Wisata edukasi sadar betul tentang pentingnya memberikan pendidikan mental dan karakter anak sejak dini. Banyak orang beranggapan bahwa seorang anak dianggap cerdas ketika sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung sejak dini.
Para orangtua mengabaikan pentingnya menanamkan karakter yang baik kepada anak. Padahal seharusnya pendidikan karakter dan mental anak harus lebih difokuskan. Misalnya dalam hal membuang sampah.
Banyak ditemui sampah dibuang tidak pada tempatnya di berbagai tempat wisata. Dengan mengajak anak untuk wisata edukasi, akan memberikan pengertian bahwa sampah merupakan sesuatu yang tidak terpakai lagi dan harus dibuang pada tempatnya.
Anak-anak akan diajarkan bahwa membuang sampah tidak pada tempatnya akan merusak lingkungan dan bukanlah suatu hal yang baik.
Ketika anak-anak dihadapkan dengan kenyataan banyaknya sampah berserakkan, mereka akan diajak untuk berpikir jika sampah tersebut terus-menerus menumpuk pada tempat yang bukan seharusnya. Dengan demikian mereka akan turut merasakan sendiri pentingnya menjaga lingkungan.
Mengajak anak untuk mengeksplor dunia nyata
Tidak dapat dipungkiri bahwa anak generasi milenial yang sudah mengenal teknologi mampu belajar melalui gadget.
Banyak hal yang dapat dipelajari hanya dengan satu genggaman saja. Bahkan gadget dan penggunaan internet dapat membuka wawasan mereka untuk dapat mempelajari hal yang tidak didapat di sekolah. Seperti halnya memetik buah stroberi.
Mungkin mereka telah menyaksikan video Youtube bagaimana caranya memetik stroberi di kebun stroberi. Tapi wisata edukasi mengajak anak untuk dapat melihat dan merasakan langsung.
Tidak hanya mempelajari melalui buku atau gadget, tetapi dapat belajar di dunia nyata. Wisata edukasi menawarkan bagaimana rasanya memegang buah stroberi yang masih berada di pohonnya.
Wisata edukasi ingin membawa anak kepada pembelajaran yang sesungguhnya pada dunia nyata, tidak hanya menyaksikan video atau membaca artikel di internet. Karena untuk mengetahui keadaan dunia luar, anak harus merasakannya sendiri, tidak cukup jika hanya melalui gadget saja.
Bagaimana Ayah Bunda dengan ulasan terkait manfaat melibatkan buah hati di usia emas nya untuk terlibat secara langsung belajar dengan alam sekaligus dengan berwisata ria.
Tentunya kegiatan ini membawa banyak ragam dampak manfaat yang bisa dirasakan oleh anak-anak di dalam masa pertumbuhannya.
Tak heran banyak sekali sekolah-sekolah yang mengadakan field trip di tengah tengah kegiatan aktif KBM pembelalajaran dengan menghabiskan waktu satu hari yang disiapkan untuk membawa siswa keluar ruangan untuk merasakan sensasi pembelajaran secara langsung ke alam dengan mengobservasi dan pengamatan serta berinteraksi secara langsung dengan dunia luar.
Ragam manfaat yang telah diuraikan diatas semoga menjadi sajian info yang dapat menjadi pertimbangan teruntuk orang tua dan guru-guru untuk menjadikan field trip dengan tema wisata edukasi sebagai pilihan yang tepat untuk memberikan inovasi pembelajaran kepada siswa-siswa kita.