Korisa, Indah Namanya, Maut Akibatnya

penyakit ayam korisaKorisa, atau lazim ditulis dalam bahasa Inggris dengan Coryza atau Snot, adalah penyakit utama pada ayam broiler yang sering muncul pada saat musim penghujan. Korisa adalah salah satu penyakit pernafasan selain CRD yang menimbulkan gangguan pada saluran pernafasan di sinus hidung. Sinus hidung merupakan salah satu titik terlemah sistem pernafasan ayam.
Jika sinus ini terserang maka bakteri dan virus yang ada di udara dengan mudahnya masuk dan menginfeksi saluran sinus dan menyebabkan penyakit yang lain sehingga ayam mengalami sinusitis. Penyakit ayam Korisa memiliki dampak ekonomi yg tinggi, terutama jika menyerang ayam umur 14 minggu ke atas (ayam petelur/layer). Untuk ayam yang lebih muda, korisa lebih mudah ditangani jika diketahui dini serangannya.
Korisa disebabkan oleh bakteri Haemophillus paragallinarum yang terdiri dari 3 tipe antigenik yaitu A, B dan C. H. Paragallinarum bersifat labil tetapi mampu bertahan hidup di luar tubuh inang dalam beberapa hari. Akibatnya bakteri ini mudah di basmi dengan desinfektan maupun cuaca panas (matahari). Lendir sinus yang mengandung bakteri dalam air minum akan inaktif dalam waktu 4 hari pada suhu kamar (info medion januari 2006).
Penyebaran penyakit secara horizontal melalui udara, air minum dan pakan. Penularan diperparah oleh kondisi cuaca lembab dan udara dingin, karena dengan cekaman lingkungan yang ekstrim, kekebalan tubuh ayam menurun.
Untuk mengetahui ayam terserang Korisa, kita perlu tahu gejala klinis setelah terjadinya infeksi. Gejala klinis muncul pada hari ke 1-5 setelah infeksi. Ditandai dengan lendir kotor kental berwarna keabuan yang menempel di hidung, kepala membengkak disertai peradangan pada selaput lendir mata. Pembengkakan akan semakin parah hingga mata menutup jika pengobatan tidak dilakukan sesegera mungkin.
Kematian akibat Korisa biasanya tidak lebih dari 20%, kecuali ada penyakit ikutan lainnya. Penyakit Korisa mirip dengan penyakit lainnya dan sering di salahtafsirkan, seperti penyakit CRD dan kolera kronis, SHS (Swollen Head Syndrome),
Pencegahan Korisa dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain pemeliharaan all in all out (siklus masuk dan panen ayam dalam satu flok lokasi berbarengan). Isolasi ayam yang terkena sakit, jika perlu di afkir kan, sanitasi kandang dan peralatan dengan menggunakan desinfektan, sirkulasi udara dan cahaya yang baik, dan program vaksinasi korisa.
Pengobatan ayam yang terserang korisa dilakukan denan air minum (aplikasi masal) dan suntikan (aplikasi individual). Penggunaan antibiotika yang mengandung erythromycin dan doxycycline atau gabungan dari ampicillin dan collistin bisa diaplikasikan melalui pemberian air minum selama 3-5 hari berturut-turut. Selain itu bisa juga menggunakan kemoterapi dengan bahan aktif sulfadiazine dan trimethoprim.
Pada fase pengobatan ini peternak biasanya memperhitungkan ringan atau berat nya serangan pada ayam. Untuk serangan yang berat biasanya menggunakan obat-obatan yang lebih mahal dan lebih spesifik menyerang mikroorganisme pengganggu dan disertai antibiotik.
sumber : zulhamariansyah.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *