Pupuk Kompos, Solusi Pertanian Organik Yang Murah

PUPUK KOMPOS

Pupuk telah menjadi kebutuhan utama bagi petani. Karena jika tanpa pupuk, maka tanaman tidak akan tumbuh bagus.Pupuk Kompos

Pupuk yang beredar di pasaran adalah pupuk anorganik, karena proses pembuatan pupuk anorganik itu selain lebih mudah dibuat (oleh pabrikan), bisa dimuat dalam kapasitas besar (massal), dan bernilai jual tinggi. Tidak heran, pupuk urea, SP36, KCl merupakan komoditas strategis bagi pertanian.

Pada kesempatan kali ini, pembahasan akan kita fokuskan pada pupuk kompos, yaitu pupuk organik yang mudah untuk didapatkan, mudah untuk dibuat, dan tersedia dalam jumlah banyak di lingkungan sekitar kita.

Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai.

Teknologi pengomposan dikembangkan dari proses penguraian material organik yang terjadi di alam bebas. Terbentuknya humus di hutan merupakan salah satu contoh pengomposan secara alami.

Proses pembuatan pupuk kompos berjalan sangat lambat, bisa sampai berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Kemudian umat manusia memodifikasi proses penguraian material organik tersebut. Sehingga pengomposan yang dikelola manusia bisa dilakukan dalam tempo yang lebih singkat untuk menjadi pupuk kompos.

Jenis-jenis pupuk kompos

Perbedaan jenis-jenis pupuk kompos biasanya dilihat dari tiga aspek.

  1. dilihat dari proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob.
  2. dilihat dari dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada juga yang memanfaatkan aktivitas makroorganisme.
  3. dilihat dari bentuknya ada yang berbentuk padat dan ada juga yang cair. Berikut ini beberapa contoh dari jenis-jenis pupuk kompos yang umum dipakai.

Dilihat dari proses pembuatannya terdapat dua macam cara membuat pupuk kompos, yaitu melalui proses aerob (dengan udara) dan anaerob (tanpa udara). Kedua metode ini menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda.

  • Pupuk Kompos Aerob

Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen dalam pembuatannya. Bahan utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau bisa campuran keduanya. Proses pembuatannya kompos jenis ini memerlukan waktu 40-50 hari, Perlu ketelatenan lebih untuk membuat pupuk kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. Secara berkala, tumpukan pupuk kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya.
Proses pembuatan pupuk kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) kecil (dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah hijauan leguminosa, jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila kekurangan bahan yang megandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk kompos.
Artikel menarik lainnya :
Jenis Pupuk Yang Digunakan untuk Pertanian
                     Mengenal Pupuk Organik, Sumber Nutrisi Bagi Tanaman

  • Pupuk Kompos anaerob

Cara membuat pupuk kompos dengan metode anaerob biasanya memerlukan inokulan mikroorganisme (starter) untuk mempercepat proses pengomposannya.  Inokulan terdiri dari mikroorganisme pilihan yang bisa menguraikan bahan organik dengan cepat, seperti efektif mikroorganime (EM4). Di pasaran terdapat juga jenis inokulan dari berbagai merek seperti superbio, probio, starbio, dll.
Bahan baku yang digunakan sebaiknya material organik yang mempunyai perbandingan C dan N tinggi (lebih dari 30:1). Beberapa diantaranya adalah serbuk gergaji, sekam padi dan kotoran kambing. Waktu yang diperlukan untuk membuat pupuk kompos dengan metode anaerob bisa 10-80 hari, tergantung pada efektifitas dekomposer dan bahan baku yang digunakan.  Suhu optimal selama proses pengomposan berkisar 35-45oC dengan tingkat kelembaban 30-40%

  • Pupuk bokashi

Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yaitu efektif mikroorganisme (EM4) . Inokulan ini terdiri dari campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif.

  • Vermikompos

Vermikompos merupakan salah satu produk pupuk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus rubellus atau jenis lainnya. Vermikompos dibuat dengan cara memberikan bahan organik sebagai pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan vermikompos. Jenis organisme lain yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah belatung (maggot black soldier fly).

  • Pupuk organik cair

Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara pengomposan basah. Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman. Dari beberapa praktek, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar (kecuali pada sistem hidroponik). Penyemprotan pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat

Baca artikel terkait:

(1)  Pupuk Organik Cair Kotoran Kambing Sebagai Sumber Alternatif Pupuk organik
(2)  Manfaat Pupuk Organik Cair

 KARAKTERISTIK PUPUK KOMPOS

Pemberian Pupuk Kompos secara teratur akan memperbaiki kesuburan tanah. Tanah yang keras atau membatu dan sulit untuk ditanami oleh tanaman hortikultura, seringkali terjadi akibat perilaku petani yang memberikan pupuk anorganik secara terus menerus tanpa memperhatikan keseimbangan unsur hayati dalam tanah.
Pemberian pupuk anorganik secara terus menerus tersebut hendak nya diselingi dengan pemberian pupuk kompos 2 kali dalam satu tahun. Biasanya pemberian pupuk kompos dalam dua siklus musim tanam yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Setiap terjadi pergantian musim, maka pupuk kompos hendaknya diberikan dalam jumlah cukup. Hal ini tentu saja menghemat biaya karena pembelian pupuk anorganik. Untuk menghemat pemberian, pupuk kompos bisa diberikan lubang tanaman saja.
Secara kimiawi, pupuk kompos bisa meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah. Karena semakin banyak kandungan organik dalam tanah, semakin baik kapasitas tukar kationnya. Kapasitas tukar kation berfungsi melepaskan unsur-unsur penting agar bisa diserap dengan mudah oleh tanaman.
Secara biologi, pupuk kompos adalah media yang baik bagi organisme tanah untuk berkembang biak. Baik itu dari jenis mikroorganisme maupun satwa tanah lainnya. Aktivitas mikroorganisme dan satwa tanah yang terdapat dalam pupuk kompos akan memperkaya tanah dengan zat hara penting bagi tanaman.
Save

Pembuatan Pupuk Hijau Organik

 

Pupuk Hijau Organik  saat ini banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat.  Adanya isue Go Green yang marak di media sosial dan kampanye hijau, maka kehadiran pupuk hijau organik senantiasa dinanti.  Ternyata pembuatan pupuk hijau organik tidak lah sulit.

Berikut bahan-bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan pupuk hijau organik:
Bahan dan Komposisi:
200 kg hijau daun atau sampah dapur.10 kg dedak halus.
¼ kg gula pasir/gula merah.
¼ liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya, dapat juga ditambahkan dengan pupuk kandang agar proses penguraian lebih cepat sehingga kompos cepat jadi.
Berikut adalah cara pembuatan pupuk hijau organik:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi. Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata. Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
Manfaat Kompos
Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang di pupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Kompos Rumah Tangga, Sayang untuk Dibuang sia-sia

kompos rumah tanggaSampah rumah tangga sangat ideal dijadikan kompos rumah tangga karena selain dapat memanfaatkan komposnya, lingkungan pun terhindar dari pencemaran.

Selain sampah rumah tangga, cara ini dapat pula diterapkan untuk sampah dari pasar yang sebagian besar berupa sampah organik. Untuk mengolah kompos rumah tangga, diperlukan alat yang biasanya disebut komposter.
Bahan-bahan untuk membuat komposter yaitu
Drum atau tong plastik yang mempunyai tutup,
Pipa pralon berdiameter 4 inci,
Kasa plastik untuk menutup lubang pipa bagian luar, dan
Batu kerikil.
Adapun cara pembuatan kompos rumah tangga adalah sebagai berikut.
1) Bagian atas tong plastik diberi 4 lubang diameter 4 inci untuk memasang pipa. Bagian bawah juga dilubangi dengan diameter yang sama, sebanyak 4—5 lubang, lalu ditutup kasa plastik untuk jalan air.
2) Ujung pipa bagian luar ditutup kasa plastik untuk sirkulasi udara.
3) Pipa dilubangi dengan bor sebesar 5 mm setiap jarak 5 cm. Tong juga dilubangi 5 mm dengan jarak 10 cm untuk udara.
4) Pasang pipa pada empat sudut tong, lalu tanam di tanah. Tem- patkan pada bagian yang tidak kena hujan secara langsung.
5) Tepi tong ditutup batu kerikil setebal 15 cm. Demikian juga sekeliling pipa ditutup kerikil, baru ditutup tanah. Tempat sampah biasanya berbau karena sampah organik cepat membu- suk sehingga diperlukan kerikil untuk meredam bau tersebut.
kompos rumah tanggaTong tersebut diisi dengan sampah rumah tangga, tentunya sampah organik, tetapi jangan diikutkan dengan kulit telur dan kulit kacang sebab sukar menjadi kompos. Setelah penuh, tong ditutup dan dibiarkan selama 3—4 bulan. Selama itu akan terjadi proses pengomposan. Sampah yang sudah jadi kompos berwarna hitam dan gembur seperti tanah. Ambil kompos itu dari komposter, lalu diangin-anginkan sekitar seminggu. Nah, kompos itu sudah siap di- pakai untuk pupuk tanaman.
Dalam komposter tersebut akan bermunculan belatung yang mungkin bisa menimbulkan rasa jijik. Belatung muncul dari sampah- sampah organik yang mengalami pembusukan. Kehadiran belatung itu justru dinantikan karena tugasnya melahap sampah dapur. Supaya belatung tidak berkeliaran maka tutup tong harus dijaga dalam keadaan rapat.
Saat ini, komposter sudah diproduksi dan tersedia di pasaran. Alat ini dirancang demikian rupa sehingga bisa dipasang dengan mudah di halaman rumah. Kapasitasnya 100 liter atau sekitar 200 kg sampah. Selama dalam proses, sampah itu juga tidak mengeluarkan bau karena alat itu dilengkapi pipa-pipa vertikal yang dipadati dengan kerikil di sekitarnya untuk mencegah keluarnya gas yang terjadi selama proses pengomposan.
Penempatan komposter ini harus hati-hati, tidak boleh terlalu dekat dengan sumur yang dangkal karena bisa tercemar. Alat ini juga tidak bisa diterapkan pada daerah yang permukaan air tanah- nya tinggi dan pada rumah-rumah yang tidak memiliki halaman sebab setiap komposter membutuhkan lahan sekitar 1 m2. Namun, kelemahan ini bisa diatasi, misalnya dibuat secara bersama atau komunal.

Kegunaan Pupuk Organik dibandingkan dengan Pupuk Anorganik (Kimia)

Pupuk Organik dengan Pupuk Anorganik (kimia)

Pupuk organik dengan pupuk anorganik (kimia), jelas perbedaannya cukup mencolok. Jika dilihat dari kandungannya, pupuk organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih lengkap baik dari kandungan makro maupun mikronya. Namun kapasitasnya lebih sedikit dan komposisinya tidak menentu.

Setiap pupuk organik mempunyai kandungan nutrisi dengan komposisi yang berbeda-beda. Sedangkan pupuk kimia sintetis hanya memiliki beberapa kandungan nutrisi saja, namun jumlahnya cukup banyak dan komposisinya pasti, karena diproduksi dengan komposisi yang sama. 
Nutrisi dari pupuk organik dengan pupuk anorganik memang lebih lama dan lebih sulit dicerna oleh tanaman karena masih tersimpan dalam ikatan yang cukup kompleks. Namun secara jangka panjang akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah yang bisa memudahkan tanaman menyerap unsur-unsur yang terkandung pada pupuk organik.
Sedangkan pada pupuk kimia sintetis kandungan haranya bisa diserap langsung oleh tanaman, sehingga efeknya akan cepat terlihat jika dibandingkan antara keduanya. Kelemahan dari pupuk sistetis salah satunya yaitu zat hara yang terkandung sangat mudah hilang dari tanah karena erosi.
pupuk organik dengan pupuk anorganikPupuk organik dengan pupuk anorganik baik untuk digunakan dalam jangka panjang karena sifatnya menggemburkan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air. Sehingga kesuburan tanah tetap terjaga.
Sementara itu pupuk kimia sintetis walaupun efek reaksinya cepat, secara jangka panjang akan mengeraskan tanah dan mengurangi kesuburannya. Sehingga apabila penggunaannya secara terus menerus akan merusak karakteristik dan sifat lahan pertanian. akibatnya apabila ditanami berbagai tanaman pertumbuhan yang dialami kurang maksimal, karena unsur hara yang terkandung pada lahan sudah mengeras.
Dari sisi lingkungan dan ekosistem, pupuk organik dibanding pupuk anorganik lebih memicu perkembangan organisme tanah, karena tanah yang kaya akan organisme sanggup memberikan nutrisi secara berkelanjutan. Karena aktivitas organisme tanah akan menguraikan sejumlah nutrisi penting bagi tanaman. Sedangkan pupuk kimia sintetis malah membunuh organisme tanah. Sehingga untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman selalu diperlukan penambahan pupuk dalam jumlah yang terus meningkat.
Dilihat dari sisi kesehatan, pupuk organik dibanding pupuk anorganik lebih menyehatkan bagi manusia karena tersusun dari bahan-bahan organik yang sama dengan tubuh manusia. Sedangkan pupuk kimia sintetis diketahui unsur-unsur bebasnya membahayakan kesehatan. Namun khusus poin yang terakhir ini masih menjadi perdebatan di kalangan para peneliti.

Jenis-jenis Pupuk Untuk Pertanian

Jenis-jenis Pupuk – Pupuk pertanian adalah bahan yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Jenis pupuk pertanian bervariasi berdasarkan kandungan nutrisi dan sumbernya. Beberapa jenis pupuk pertanian utama meliputi pupuk organik, pupuk anorganik, pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk kalium.

Pupuk organik adalah jenis pupuk yang berasal dari bahan-bahan alami seperti kompos, kotoran ternak, limbah tumbuhan, dan bahan organik lainnya. Pupuk organik membantu meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki struktur tanah dan menyediakan nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.

Pupuk anorganik, juga dikenal sebagai pupuk kimia, merupakan jenis pupuk yang berasal dari proses kimia dan tidak berasal dari sumber organik. Pupuk anorganik terdiri dari beberapa macam, termasuk pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk kalium. Pupuk anorganik ini efektif dalam memberikan nutrisi yang cepat tersedia untuk tanaman dan dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian.

Pupuk nitrogen merupakan jenis pupuk yang mengandung unsur nitrogen, salah satu nutrisi utama yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan daun, batang, dan akar. Pupuk nitrogen membantu tanaman memproduksi protein, klorofil, dan enzim yang diperlukan dalam proses fotosintesis.

Pupuk fosfor adalah jenis pupuk yang mengandung unsur fosfor, nutrisi penting untuk pertumbuhan akar dan perkembangan biji. Fosfor membantu tanaman dalam proses metabolisme dan transfer energi, serta membantu dalam pembentukan DNA dan RNA.

Pupuk kalium mengandung unsur kalium, yang membantu tanaman dalam proses fotosintesis, peningkatan toleransi terhadap stres, dan perkembangan buah dan biji. Kalium juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.

Baca : Manfaat Pupuk Kompos Untuk Tanaman

Dalam bidang pertanian tidak lepas kaitannya dengan namannya pupuk. Terdapat dua jenis pupuk yang biasanya di gunakan petani, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.

Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Jenis pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Jenis pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah.

Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi.

Jenis-jenis Pupuk
sumber : mertani

Jenis-jenis Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik, juga dikenal sebagai pupuk kimia, adalah jenis pupuk pertanian yang dibuat melalui proses kimia atau sintetis. Mereka tidak berasal dari bahan organik alami seperti tumbuhan atau hewan, melainkan diproduksi dari bahan-bahan anorganik, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang dicampurkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pupuk anorganik memberikan nutrisi esensial untuk pertumbuhan tanaman dengan cepat dan efisien. Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai beberapa jenis utama pupuk anorganik:

  1. Pupuk Nitrogen (N): Pupuk nitrogen adalah salah satu jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur nitrogen. Nitrogen adalah nutrisi penting bagi tanaman karena membantu dalam pertumbuhan daun, batang, dan akar. Tanaman menggunakan nitrogen untuk memproduksi protein, klorofil, dan asam amino. Pupuk nitrogen dapat berupa urea, ammonium nitrat, amonium sulfat, dan nitrat.
  2. Pupuk Fosfor (P): Pupuk fosfor adalah jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur fosfor. Fosfor adalah nutrisi yang penting untuk pertumbuhan akar, bunga, dan pembentukan biji pada tanaman. Tanaman menggunakan fosfor untuk memproduksi energi yang diperlukan dalam proses metabolisme dan transfer energi seluler. Beberapa contoh pupuk fosfor adalah superfosfat, triple superfosfat, dan fosfat amonium.
  3. Pupuk Kalium (K): Pupuk kalium adalah jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur kalium. Kalium membantu tanaman dalam proses fotosintesis, regulasi tekanan osmotik sel, aktivitas enzim, dan pengangkutan nutrisi. Tanaman yang mendapatkan cukup kalium cenderung lebih tahan terhadap stres, memiliki akar yang kuat, dan menghasilkan buah dan biji yang berkualitas. Beberapa contoh pupuk kalium meliputi kalium klorida, kalium sulfat, dan kalium nitrat.
  4. Pupuk Campuran (NPK): Pupuk campuran, juga dikenal sebagai pupuk NPK, adalah jenis pupuk anorganik yang mengandung kombinasi nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dalam proporsi yang sesuai. Proporsi ini disesuaikan sesuai dengan kebutuhan tanaman pada berbagai fase pertumbuhan. Pupuk NPK sangat populer dan sering digunakan karena menyediakan nutrisi lengkap yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman.
  5. Pupuk Mikro (Trace Element Fertilizers): Pupuk mikro adalah jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur-unsur mikro atau elemen jejak yang diperlukan dalam jumlah kecil oleh tanaman, tetapi tetap sangat penting. Beberapa unsur mikro yang tercakup dalam pupuk mikro meliputi zat besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), boron (B), molibdenum (Mo), dan klorin (Cl). Pupuk mikro membantu mengoptimalkan proses biokimia dalam tanaman dan mencegah kekurangan nutrisi.

Penggunaan pupuk anorganik yang tepat dan seimbang dapat meningkatkan produktivitas pertanian dengan memberikan nutrisi yang tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Namun, penting untuk menggunakan pupuk anorganik sesuai dengan pedoman dosis yang dianjurkan dan mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, jenis pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.

jenis-jenis pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga jenis pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.

Menurut cara aplikasinya, jenis-jenis pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit.

Menurut cara melepaskan unsur hara, jenis pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.

Pupuk Slow Release

Pupuk slow release, atau sering disebut juga sebagai pupuk pelepasan lambat, adalah jenis pupuk yang dirancang untuk melepaskan nutrisi secara bertahap dan lambat ke dalam tanah selama periode waktu yang lebih lama.

Konsep ini bertujuan untuk memberikan nutrisi tanaman secara konsisten dan efisien selama fase pertumbuhan, mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan nutrisi, serta meminimalkan pencemaran lingkungan. Jenis-jenis pupuk slow release bekerja dengan prinsip pelapukan atau reaksi kimia yang terjadi secara perlahan di dalam tanah, yang mengakibatkan pelepasan nutrisi secara bertahap kepada tanaman.

Berikut adalah beberapa jenis-jenis pupuk dan bentuk pupuk slow release yang umum digunakan:

  1. Pupuk Slow Release Berbasis Coating (Penglapisan): Pupuk ini memiliki butiran inti yang dilapisi dengan bahan yang melambatkan pelarutan atau pelapukan, seperti polimer, resin, atau lilin. Lapisan ini mempengaruhi kecepatan pelepasan nutrisi dari butiran pupuk ke tanah. Ketebalan dan komposisi lapisan dapat diatur untuk mengontrol tingkat pelepasan nutrisi sesuai kebutuhan tanaman.
  2. Pupuk Slow Release Berbasis Matriks: Pupuk ini menggabungkan nutrisi dengan bahan matriks seperti polimer, resin, atau bahan organik yang membentuk struktur padat. Nutrisi dilepaskan ke tanaman melalui proses pelapukan atau degradasi matriks. Kontrol pelepasan nutrisi dapat diatur melalui komposisi dan sifat-sifat matriks.
  3. Pupuk Slow Release Berbasis Reaksi Kimia: Pupuk ini menggunakan reaksi kimia yang terjadi di dalam tanah untuk mengatur pelepasan nutrisi. Reaksi kimia tersebut dapat melibatkan pengubahan bentuk kimia dari nutrisi atau interaksi dengan komponen tanah. Proses ini menghasilkan pelepasan nutrisi yang lebih lambat dan terkendali.
  4. Pupuk Slow Release Berbasis Amobilisasi (Immobilization): Pupuk ini mengandung nutrisi yang terikat pada bahan organik atau mineral dalam bentuk yang tidak langsung tersedia untuk tanaman. Selama proses dekomposisi mikroorganisme, nutrisi dilepaskan secara bertahap ke dalam tanah dan dapat diambil oleh tanaman.

Keunggulan dari penggunaan pupuk slow release adalah pengendalian pelepasan nutrisi yang lebih baik, efisiensi penggunaan pupuk yang lebih tinggi, dan pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat kelebihan nutrisi. Namun, perlu diingat bahwa pupuk slow release tidak selalu cocok untuk setiap tanaman atau kondisi tanah, dan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan tanaman, jenis tanah, dan lingkungan pertanian.

Penting bagi petani dan ahli pertanian untuk memahami karakteristik dan manfaat dari masing-masing jenis pupuk slow release agar dapat memilih yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman dan tujuan pertanian yang diinginkan.

Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi secara kimiawi dan mekanis.

Perlindungan secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated urea dan sulfur coated urea.

Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan tersebut lepas secara terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.
Save

Pupuk Organik Kotoran Kambing, Sayang Jika dibuang Percuma

Pupuk Organik Kotoran Kambing dari Peternakan kambing sering menghasilkan limbah yang bila penanganan nya kurang benar bisa mencemari lingkungan.

pada umumnya limbah yang di dihasilkan dari peternakan kambing adalah, kotoran kambing yang sering di sebut intil, urine, dan sisa makanan kambing. limbah tersebut masih bisa kita manfaatkan, yaitu salah satunnya dengan mengolahnya menjadi pupuk cair.. berikut pengolahan limbah peternakan kambing menjadi pupuk organik
pupuk organik kotoran kambing Continue reading Pupuk Organik Kotoran Kambing, Sayang Jika dibuang Percuma

Pupuk Organik Cair Kotoran Kambing Sebagai Sumber Alternatif Pupuk organik

Pupuk Organik Cair Kotoran Kambing sebagai sumber alternatif pupuk organik yang murah dan gampang didapat di sekitar kita

Penggunaan pupuk anorganik (kimia) hasilnya memang bagus tetapi hanya dalam jangka pendek-menengah saja. Kini, setelah 30 tahun berlalu, unsur hara dalam tanah-tanah yang digelontori pupuk anorganik secara tak terkendali pun makin menipis. Dampaknya, kesuburan tanah makin tergerus. Produktivitas pertanian dihitung berdasarkan hasil panen per luas tanah— juga makin merosot. Continue reading Pupuk Organik Cair Kotoran Kambing Sebagai Sumber Alternatif Pupuk organik

Mengenal Pupuk Organik, Sumber Nutrisi Bagi Tanaman

Pupuk Organik memiliki kandungan unsur hara yang jauh lebih kecil daripada pupuk buatan. Aplikasi pupuk organik juga lebih sulit karena pupuk ini dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak.

Namun, pupuk organik memiliki fungsi tersendiri yang belum tergantikan oleh pupuk buatan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari pupuk organik.

Pupuk organik adalah jenis pupuk yang berasal dari sumber-sumber alami, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Pupuk ini ik memiliki peran penting dalam pertanian dan kelestarian lingkungan karena dapat meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya, serta mendukung praktik pertanian berkelanjutan.

Di bawah ini, akan dijelaskan secara lengkap beberapa jenis pupuk organik dan manfaatnya dalam meningkatkan produktivitas pertanian secara alami.

  1. Kompos: Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan bahan-bahan organik, seperti sisa tanaman, limbah dapur, jerami, dan pupuk kandang. Proses pengomposan mengubah bahan-bahan organik menjadi humus, yang kaya akan nutrisi dan mikroorganisme bermanfaat. Pupuk kompos membantu meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, serta mengurangi erosi dan degradasi tanah.
  2. Pupuk Kandang: Pupuk kandang berasal dari limbah hewan, seperti kotoran ternak. Kotoran ini mengandung nutrisi penting, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta mengandung mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah. Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman.
  3. Pupuk Hijau: Pupuk hijau adalah jenis pupuk organik yang berasal dari tanaman legum atau gulma tertentu. Tanaman ini ditanam dan kemudian dicacah atau digilas untuk ditanam kembali ke dalam tanah. Pupuk hijau membantu meningkatkan kadar nitrogen dalam tanah dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman lain. Selain itu, tanaman hijau juga membantu menekan pertumbuhan gulma dan mengurangi erosi tanah.
  4. Pupuk Hayati: Pupuk hayati atau pupuk mikroba adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme bermanfaat, seperti bakteri dan jamur. Mikroorganisme ini berperan dalam mengurai bahan organik menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman. Pupuk hayati membantu meningkatkan keseimbangan mikroorganisme di dalam tanah, meningkatkan pertumbuhan akar, dan melindungi tanaman dari penyakit.
  5. Pupuk Guano: Pupuk guano berasal dari kotoran burung laut atau burung guano. Pupuk ini sangat kaya akan nutrisi, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Guano memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan mudah diserap oleh tanaman, sehingga menjadi salah satu pupuk organik yang efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
  6. Bokashi: bokashi adalah jenis pupuk organik yang berasal dari Jepang. Pupuk ini dibuat dengan menggiling bahan organik dan mengolahnya dengan mikroorganisme yang menguntungkan. Proses fermentasi bokashi membantu mempercepat pengomposan dan meningkatkan kandungan nutrisi tanah.
  7. Rumput Laut: Pupuk organik yang berasal dari rumput laut kaya akan nutrisi, termasuk kalium, magnesium, dan mikronutrien lainnya. Selain meningkatkan kesuburan tanah, pupuk rumput laut juga membantu meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan air.

Pemanfaatan pupuk organik dalam pertanian memiliki berbagai manfaat. Pertama, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan dan tanah dalam jangka panjang.

Kedua, penggunaannyak organik membantu meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi erosi, dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Ketiga, pupuk organik membantu mengembalikan keseimbangan mikroorganisme di dalam tanah, yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Terakhir, pupuk organik juga berkontribusi pada peningkatan kualitas produk pertanian, sehingga menguntungkan petani dalam hal pasar dan harga yang lebih baik.

 Dengan pemanfaatan pupuk organik, pertanian dapat dilakukan dengan lebih berwawasan lingkungan dan mendukung keberlanjutan sistem pertanian.

Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro. Meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil, pupuk organik mampu memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah yang padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Mengandung asam humat (humus). Humus pada pupuk organik mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah. Penambahan pupuk organik pada tanah dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah. Pada tanah yang cenderung asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah, sehingga pH tanah dapat cenderung stabil.

Selain itu penggunaan pupuk organik juga tidak menyebabkan polusi tanah dan air, sehinga lebih ramah terhadap lingkungan.

Jenis pupuk yang banyak dikenal dan populer adalah sebagai berikut:
1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang. Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain. Hal ini disebabkan kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya.

mengenal pupuk organik


Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.

Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil.

2. Kompos
Kompos adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna.

Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut.
– Nitrogen 0,1 – 0,6%
– Fosfor 0,1 – 0,4%
– Kalium 0,8 – 1,5%
– Kalsium 0,8 – 1,5%

Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara. Kompos Berkualitas?? Baca Disini.

3. Mikroba Penyubur Tanah
Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.

Jenis bakteri dan jamur yang biasa digunakan diantaranya Rhizobium, Lactobacillus, Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus. Jenis dan fungsi mikroba sangat beragam, cara penggunaanpun berbeda-beda. Karena itu sebaiknya baca petunjuk pada label atau brosur dengan seksamasebelum menggunakannya.

Mikroba juga membutuhkan waktu untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman. Jumlah mikroba yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang karena faktor cuaca.

Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa dipakai untuk menyemprot pestisida, karena pestisida akan mematikan mikroba. Selain itu, tidak disarankan menyemprotkan pestisida terutama fungisida pada tanah yang telah di aplikasikan mikroba.